nukilan #33

Kalau aku jadi kau, aku akan marah dan membencinya seumur hidup.”
“Hahaha. Aku rasa kamu terlalu berlebihan. Bukankah membenci hanya akan menyakiti diri sendiri? Semuanya tidak semenyakitkan yang kamu pikir, kok.”
“Tapi sakit, kan?”
“Sedikit.”
“Kamu menyesal?”
“Ini seperti bermain dengan mata pisau kemudian mata pisau itu melukaiku. Kenapa menyesal? Ada banyak masakan yang muncul akibat potongan pisau itu. Ya, paling aku akan sedikit lebih berhati-hati memilih sayuran mana yang memang harus secepatnya dipotong dan mana yang harus disimpan di dalam kulkas.”
“Lantas?”
“Kadang, kita perlu berjalan jauh terlebih dahulu sampai kita akhirnya tahu kalau sebenarnya kita tak perlu ke mana-mana. Di sini saja. Diam dulu saja.”

Leave a comment